DIBUAT OLEH:
MUHAMMAD FADHIL
FASILITATOR TEHNIK TIM-12 PIDIE-ACEH
|
Di Era zaman sekarang ini tak lazim
rasanya jika masih ada warga masyarakat yang belum memiliki fasilitas WC (Water
Close) yang layak di rumahnya. karena WC
yang sehat dan layak adalah syarat untuk
mencapai program MDGs (Millenium Development Goals) dibidang sanitasi dalam
menuju Indonesia sehat. Pemerintah sendiri telah membangun komitmen dalam
upaya pemenuhan sanitasi yang layak dalam mencapai tujuan MDGs tersebut.
Keharusan tak selamanya berbanding lurus dengan kenyataan. Kenyataan inilah yang terjadi
didepan kami saat ini, dimana masyarakat Gampong Lampoh yang kebetulan
lokasinya berada ditengan kota kecamatan Kota sigli kabupaten Pidie, ternyata
masih saja banyak masyarakat yang belum memiliki WC (Water Close) di rumahnya.
Untuk memenuhi kebutuhan “Membuang
Hajat” sehari-hari mereka memanfaatkan sungai yang tak jauh dari rumahnya, dan
sesekali membuang hajatnya dipinggiran Tambak. Mereka tau apa yang dilakukannya
itu salah, tapi apa boleh buat, kemiskinanlah yang membuat mereka bertaruh
dengan malu dan bahaya dikala membuang hajat ke sungai.
Mengingat kondisi tersebut di atas
yang memilukan maka BKM, dan UPL yang juga didampingi oleh Relawan melakukan
Observasi lapangan untuk mengidentifikasi lebih dekat permasalahan-permasalahan
yang dialami oleh masyarakat. Observasi yang dilaksanakan pada bulan Desember
2014 tersebut berlangsung selama beberapa hari dan telah melahirkan gambaran kondisi
riil seluruh permasalahan yang dihadapi masyarakat. Dari observasi lapangan itu
pula BKM,UPL, dan Relawan telah mendapatkan kesimpulan yang bulat bahwa dari
keseluruhan permasalahan yang teridentifikasi, permasalahan “Membuang Hajat” menjadi
permasalahan prioritas yang harus segera dituntaskan.
Tak tanggung-tanggung dari observasi
langsung tersebut didapatkan data yang fantastis yaitu ± 100 Rumah MBR belum
memiliki Fasilitas WC di rumahnya. Ini adalah permasalahan yang serius dan harus
segera diatasi. Untuk mengatasi permasalahan ini BKM membuat kesepakatan dengan
warga akan melakukan pembangunan WC bagi masyarakat tersebut dengan BLM yang
ada saat ini di Rekening BKM, dan sisanya akan dibangun dengan anggaran yang
lainnya kedepan.
Dikarenakan anggaran yang ada pada
saat ini hanyalah Program selaras T.A dengan total BLM Rp.125.000.000 jumlah
yang telah diplotkan untuk pembangunan fisik, maka hanya dapat menampung 16
unit WC saja. Dengan anggaran yang terbatas ini BKM berharap dapat dimanfaatkan
sebaik-baiknya untuk kesejahteraan masyarakat miskin.
Kegiatan telah ditetapkan beserta
beserta nominal anggaran. Penerima manfaat pun telah diputuskan siapa-siapa
yang akan dapat bantuan WC untuk pertama kalinya BKM mengalokasikan anggaran
kepada kegiatan yang langsung menyentuh masyarakat miskin seperti ini.
Dari 16 kk miskin yang telah
ditetapkan sebagai penerima bantuan WC, salah satunya adalah Agusniar. Ia
adalah seorang istri dari suami berpenghasilan pas-pasan. Suaminya hanyalah
pedagang buah dipasar kadang dapat uang kadang pulang dengan tangan kosong. Jangankan
untuk membeli barang-barang mewah untuk kebutuhan sehari-hari saja pun tidak
mencukupi. Untuk memenuhi kebutuhan keluarga dan tiga orang anaknya, Agusniar
rela menjadi buruh cuci harian dengan upah Rp.250.000 per-bulan, hal ini
dilakukan demi kelangsungan keluarga mereka semata-mata.
Pada suatu pertemuan observasi dengan
BKM Agusniar menuturkan “Kami memang
telah lama merencanakan untuk membangun WC di rumah, Karena selama ini untuk
membuang hajat harus pergi ke sungai,
dan itu sangat merepotkan sekaligus dapat membahayakan keselamatan, namun
rencana tersebut belum dapat kami realisasikan, karena belum ada uang yang
cukup”. Pada kesempatan tersebut BKM menyampaikan kepada Agusniar bahwa
akan membangun WC di rumahnya dengan dana program selaras.
Setelah beberapa bulan kemudian, BKM
Sapeu Pakat telah menepati janjinya. Bangunan WC telah berdiri tegak dipinggir
Rumah Agusniar dan Masyarakat miskin lainnya yang dapat jatah pembangunan WC.
Agusniar dan keluarganya tidak perlu
lagi bersusah payah kesungai untuk membuang hajatnya, mereka tidak perlu lagi
bertaruh dengan bahaya, mereka tidak perlu lagi menahan malu karena membuang
hajat ditempat terbuka dan mencemari lingkungan dengan hajatnya. Agusniar dan
keluarganya sekarang dapat dengan nyaman membuang hajat.
Setelah bangunan WC nan kokoh berdiri
tegak dan Agusniar sekeluarga telah memanfaatkannya, BKM kembali
mengunjunginya, pada kesempatan ini Agusniar mewakili keluarga dan masyarakat miskin
lainnya mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada BKM dan program
Selaras karena telah perduli kepada masyarakat miskin seperti dia. Agusniar juga berharap program dan kegiatan
seperti ini harus terus berlanjut kedepannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar