Suatu sore, sehabis mengutip recehan dipengamenan,
diantara lorong2 Bis yang sempit, aku bersama teman kumalku, menuju sebuah
tempat kumuh. perumahannya sangat padat,
anak2 putus sekolah saban harinya bermain dengan sampah, kulewatkan saja cerita
panjang itu.
Teman kumalku memberikan isyarat untuk masuk ke
sebuah bangunan kecil tempat peristirahatan.
Menjelang magrib dia mengajakku pergi mencari “Daun Surga” begitu dia
menyebutnya.
Tidak lama, tibalah kami di sebuah
rumah kumuh, dan segera sosok lelaki kumal nan kekar berbulu dada menyapa
kedatangan kami. Setelah temanku menyebut kode “DS” lelaki kekar itu masuk dan
segera keluar dengan membawa dua lintingan kecil ditangannya.
Temanku sikumal yg setia, segera
memberikan satu lintingan kepadaku, sedangkan yg satunya dia bakar hujungnya
lalu dia menghisapnya dalam2, matanya meremelek menikmati, dalam hitungan detik
kupalan asap keluar dari hidung dan mulutnya yg sedikit bau itu, maklum jarang
gosok gigi.
Dia memberikan isyarat agar aku
segera membakar lintingan kecil itu, aku Tanya “ini apa kawan?” “ini Ganja kawan” kami menyebutnya Daun
Surga begitu dia menjawabnya.
Wkwkwwkwkkwkwk, aku ngegalaggak, baru tau bahwa Daun Surga itu hanyalah daun ganja yg
tak seberapa.
Lantas aku bilang kedia, sory
kawan.. di tempat asalku di sana, tidak level sama daun bgituan.. yg sering
kami konsumsi disana Kembangnya yang menguning atau bijinya yang menghitam
.. sedangkan daun seperti ini biasa
digunakan oleh tukang Mie sebagai campuran bumbu..hehe
Tidak ada komentar:
Posting Komentar