11 Feb 2013

Cerita Ganja di Pedalaman Jakarta




Suatu sore,  sehabis mengutip recehan dipengamenan, diantara lorong2 Bis yang sempit, aku bersama teman kumalku, menuju sebuah tempat kumuh.  perumahannya sangat padat, anak2 putus sekolah saban harinya bermain dengan sampah, kulewatkan saja cerita panjang itu.

Teman  kumalku memberikan isyarat untuk masuk ke sebuah bangunan kecil tempat peristirahatan.  Menjelang magrib dia mengajakku pergi mencari “Daun Surga” begitu dia menyebutnya.
Tidak lama, tibalah kami di sebuah rumah kumuh, dan segera sosok lelaki kumal nan kekar berbulu dada menyapa kedatangan kami. Setelah temanku menyebut kode “DS” lelaki kekar itu masuk dan segera keluar dengan membawa dua lintingan kecil ditangannya.

Temanku sikumal yg setia, segera memberikan satu lintingan kepadaku, sedangkan yg satunya dia bakar hujungnya lalu dia menghisapnya dalam2, matanya meremelek menikmati, dalam hitungan detik kupalan asap keluar dari hidung dan mulutnya yg sedikit bau itu, maklum jarang gosok gigi.   

Dia memberikan isyarat agar aku segera membakar lintingan kecil itu, aku Tanya “ini apa kawan?”        “ini Ganja kawan” kami menyebutnya Daun Surga begitu dia menjawabnya.  Wkwkwwkwkkwkwk, aku ngegalaggak, baru tau  bahwa Daun Surga itu hanyalah daun ganja yg tak seberapa.

Lantas aku bilang kedia, sory kawan.. di tempat asalku di sana, tidak level sama daun bgituan.. yg sering kami konsumsi disana Kembangnya yang menguning atau bijinya yang menghitam ..  sedangkan daun seperti ini biasa digunakan oleh tukang Mie sebagai campuran bumbu..hehe

Tidak ada komentar:

Posting Komentar