Pada pelatihan relawan ini, dihadiri oleh mayoritas
perempuan, yang mana mereka mengikutinya dengan penuh antusias. Hal tersebut
dikarenakan pada pelatihan sebelumnya relawan sudah mendapatkan nutrisi yang
baik dari pemateri, yaitu pemahaman yang mendalam mengenai kerelawanan.
Adapun pembahasan pada hari kedua ini adalah tentang Refleksi Perkara
Kritis (RPK). Materi ini sangat penting dipahami oleh relawan dikarenakan RPK
ini adalah tahapan yang harus dilalui oleh relawan dalam menghasilkan
program-program pronagkis yang pro gender kedepan.
Pemateri menjelaskan bahwa RPK adalah tahapan penyadaran kepada
masyarakat miskin mengenai
masalah-masalah kemiskinan serta akar penyebabnya.
Selanjutnya pemateri memaparkan, pelaksanaan RPK idealnya dilakukan
oleh minimalnya tujuh orang, dan maksimalnya dua belas orang. Adapun yang
digali dari FGD RPK adalah; Penyebab kemiskinan, Masalah – masalah (ekonomi,
sosial, lingkungan), dan Potensi-potensi dari masyarakat miskin itu sendiri.
Setelah para relawan dianggap sudah memahami substansi, kemudian
mereka diajak mensimulasikan pelaksanaan FGD RPK dalam kelas. Dengan sukarela para peserta duduk
berkelompok sesuai Dusun masing-masing, dengan arahan pemateri yang dibantu
oleh Faskel para relawan pun mensimulasikan pelaksanaan FGD RPK tersebut.
Proses simulasi ini berjalan dengan baik, dan setelah per kelompoknya
mendapatkan Sampel, mereka diminta untuk menempelkan kertas plano yang menjadi
catatan proses FGD RPK untuk kemudian mempresentasikannya didepan kelas.
Proses simulasipun selesai dilaksanakan, dan sebagai penutupan
pemateri kembali menegaskan bahwa begitulah pelaksanaan dari FGD RPK yang akan
dilakukan oleh relawan dalam menggali Kriteria Kemiskinan, Penyebab kemiskinan,
dan potensi-potensi yang ada, kemudian hasil dari FGD ditingkat dusun ini akan
direkap ke tingkat desa untuk dilokakaryakan.
(Hanya catatan saja; Iskandar Muda)